Tari Kecak – Sejarah, Makna, Gerakan, Fakta Unik & Perkembangan
“cak cak cak” yaitu iringan yang menjadi karakteristik dari salah satu seni tari dari Bali, adalah Tari Kecak. Bali yakni pulau dengan segudang kekayaan alam dan budaya yang sungguh terkenal. Wisata alam yang diatur dengan sangat baik, serta warisan kebudayaan yang terus tetap lestari merupakan daya tarik utama Pulau Dewata ini.
Tari Kecak ialah tarian tradisional yang dikenal diseluruh Indonesia, bahkan hingga luar negeri. Keunikannya terletak pada suara yang diteriakkan penari serta gerakannya yang khas.
Cak atau Tari Kecak juga disebut sebagai Tari Api sebab dalam pementasannya dilakukan dengan duduk melingkar dengan api unggun ditengah-tengahnya. Penari kecak berkisar antara 50 sampai 70 orang yang dijalankan oleh para laki-laki.
Tarian ini yaitu tarian tradisional sakral dari Bali, dimana dalam atraksinya sang penari yang terbakar sama sekali tidak akan terluka sedikitpun. Oleh sebab itu, tarian ini dekat dikaitkan dengan hal-hal mistis.
Selain kebal pada kobaran api, diyakini pula para penari kerasukan roh dan akan melaksanakan tindakan diluar akal selama tarian kecak berlangsung.
Sejarah Tari Kecak
Tari Kecak diciptakan oleh seniman Bali berjulukan Wayan Limbak pada tahun 1930-an. Limbak kemudian mengenalkan tarian ini sampai luar negeri dengan dukungan seorang pelukis bernama Walter Spies yang berasal dari Jerman.
Dalam sejarah perkembangannya, tarian ini diangkat oleh Limbak dan Walter dari tradisi Sanghyang dan bab-bab kisah Ramayana. Asal undangan nama tarian kecak yaitu dari ucapan penari yang berteriak “cak cak ca” dikala menari.
Selain itu, nama tarian juga dipengaruhi oleh bunyi gemerincing ornament yang dipakai para penari di pergelangan kaki. Gelang tersebut akan menciptakan bunyi khas sesuai dengan tarian kecak.
Karakteristik Tari Kecak
Gerakan tangan dalam proses tari kecak ialah suatu kisah Ramayana, ialah dikala insiden Dewi Shinta diculik oleh Rahwana. Cerita tersebut dibawakan sampai final tarian dengan berhasil dibebaskannya Dewi Shinta. Saat ini tari kecak dihadirkan selaku pertujukkan hiburan dan pariwisata di Pulau Bali.
Makna dan Filosofi
Menilik sejarah dan cerita yang diangkat lewat gerakan tari kecak, maka kita mampu mengerti makna dan filosofi tarian ini. Berikut ini yakni hal-hal yang dapat kita pelajari dari tarian kecak, adalah:
- Nilai Seni Tinggi – Meski tarian ini tidak diiring oleh musik atau gamelan, tetapi tari cak tetap terlihat indah dengan gerakannya yang kompak dan enerjik. Setiap gerakan yang dijalankan oleh penari selalu seirama dan memiliki nilai seni tinggi. Meski penonton tarian ini bukan beragama Hindu dan tidak memahami dongeng apa yang diangkat, tetapi ditentukan seluruh penonton akan menikmatinya. Bahkan dalam perkembangan, tari tradisional Bali ini bisa dikerjakan secara massal dengan jumlah ribuan penari laki-laki.
- Percaya Kekuatan Tuhan – Dalam pementasan tari kecak terdapat adegan yang menceritakan saat Rama meminta sumbangan Dewata. Hal ini memberi pelajaran bahwa Rama sangat yakin kepada kekuatan Tuhan selaku sosok penolong. Selain itu, tarian ini juga diandalkan sebagai ritual untuk mendatangan dewi yang sanggup mengusir penyakit serta melindungi warga dari kekuatan jahat. Dewi yang diundang dalam ritual ini bernama Dewi Suprabha atau Tilotama.
- Makna Pesan Moral – Tari kecak mendatangkan kiasan cerita yang mendal dan mengandung pesan moral bagi para penonton. Contohnya adalah perilaku setiap dari Shinta terhadap suaminya, Rama. Kemudian dongeng Burung Garuda yang rela mengorbankan sayapnya demi menolong Shinta dari tangan Rahwana. Kisah-dongeng yang dihadirkan dalam tarian kecak juga menggambarkan sifat buruk yang dimiliki Rahwana, adalah serakah dan ingin mengambil hak orang lain secara paksa.
Fungsi dan Kegunaan
Upacara Sanghyang merupakan ide terciptanya tari kecak. Upacara Sanghyang ialah ritual sakral yang dikerjakan di Pura oleh masyarakat Hindu Bali. Berpijak dari hal tersebut kemudian Wayan Limbak berinovasi dan mengambil gerakan Sanghyang kemudian dijadikan selaku gerakan tari yang kini sungguh popular.
Tari Kecak digunakan dan berfungsi dalam beberapa kegiatan, antara lain:
- Sarana Hiburan – Kecak diciptakan untuk dipentaskan selaku kesenian khas Bali yang mampu dinikmati oleh masyarakat umum. Tari Cak menjadi fasilitas hiburan warga dan menjadi tontontan mempesona saat berkunjung ke Bali.
- Melestarikan Budaya – Tari kecak dapat tercipta sebab terinspirasi dari upacara Sanghyang dengan imbas kisah ketika dipentaskan. Cerita tersebut diperagakan melalui gerakan tari sekaligus melestarikan kebudayaan Hindu, khususnya kisah Ramayana yang terdapat dalam upacara Sanghyang.
- Makna dan Filosofi – Tarian kecak merupakan seni tradisional yang juga berfungsi melestarikan kebudayaan Bali. Alur cerita dalam tarian ini biasanya ialah wacana penculikan Dewi Shinta oleh Rahwana. Kemudian Rama melaksanakan banyak sekali upaya untuk membebaskan dan menjinjing kembali Dewi Shinta dari cengkeraman Rahwana. Salah satu caranya adalah dengan meminta santunan Dewa Hanuman.
Gerakan Tari Kecak
Dalam membawakan tari kecak, gerakan penari dibagi menjadi 4 bab adegan. Adegan pertama ialah kisah dikala Shinta diculik oleh Rahwana ketika Rama sedang berburu di hutan. Kemudian adegan kedua berkisah wacana burung garuda yang berupaya membantu Shinta tetapi gagal alasannya sayapnya putus ditembak oleh Rahwana.
Selanjutnya pada adegan ketiga bercerita perihal Rama dan Laksmana yang tersesat di hutan sehingga meminta Hanoman untuk menyelamatkan Shinta dari Rahwana. Sedangkan adegan keempat atau terakhir adalah dikala Hanoman mengkremasi kerajaan Alengka Pura dan mengabarkan pada Shinta untuk tenang serta menunggu pertolongan dari Rama.
Jika 4 adegan tersebut digabung maka akan menceritakan kisah Ramayana. Sebuah dongeng yang berkisah wacana sosok jahat Rahwana yang menculik Dewi Shinta, kemudian diselamatkan oleh Rama melalui Hanoman.
Iringan Tarian Kecak
Jika tarian tradisional lazimnya diiringi oleh musik atau gamelan, hal ini berlawanan dengan tari kecak. Tarian ini tidak memakai iringan atau tabuhan alat musik tertentu. Akan namun ritme ditentukan oleh teriakan “cak cak cak” yang diucapkan para penari secara kompak bantu-membantu.
Penari kecak berisikan puluhan orang, ratusan, bahkan ribuan sehingga menciptakan suara yang keras dan lantang. Selain iringan suara tersebut, tarian juga diiringi oleh seuara gemericik ornaman khas yang dikenakan pada pergelangan kaki para penari.
Gerakan utama dalam tari kecak yaitu mengangkat kedua tangan dan bersuara “cak” serta kerincing ornament yang memperbesar keunikan tarian popular dari Bali ini.
Kostum dan Tata Rias
Pakaian yang dipakai ketika para laki-laki menarikan kecak yaitu busana etika khas Bali. Penari akan bertelanjang dada dan memakai kain sarung bermotif kotak-kotak berwarna hitam dan putih, serta dilengkapi gelang kerincing yang digunakan di pergelangan kaki.
Sedangkan para pemain yang memerankan tokoh-tokoh dalam kisah Ramayana akan menggunakan riasan sedemikian rupa sehingga mirip karakter tertentu yang diperankan. Agar performa lebih optimal, penggunakan aksesoris dan properti penunjang adegan juga akan digunakan.
Ornamen dan Properti
Secara keseluruhan, tarian kecak sarat dengan adegan dan atraksi sakral sehingga menambah kesan mistis. Tari kecak juga disebut selaku tarian api sebab memakai property berbentukbara api atau api unggun sebagai pelengkapnya.
Setiap tarian dilaksanakan, maka situasi mistis dari bara api akan keluar dan menyelimuti. Terdapat adegan berbahaya ketika bara api akan diinjak-injak oleh penari tanpa alas kaki apapun. Meski berbahaya, akan tetapi atraksi ini dipercaya oleh adanya kekuatan mistik saat melaksanakan tari kecak.
Penataan Tari Kecak
Pertunjukan tari kecak biasanya dimainkan oleh 50 orang sampai 70 orang penari, namun tidak menutup kemungkinan dapat dijalankan oleh ratusan sampai ribuan orang. Para penari akan membentuk lingakaran dan di tengah lingkaran akan ada banyak sekali tokoh pewayangan Ramayana yang memerankan abjad masing-masing. Selain itu, ditengah ekrumunan penari juga terdapat bara api yang menambah situasi semakin sakral, mistis dan religius.
Tari kecak membutuhkan lokasi yang luas biar mampu memuat banyaknya penari serta penonton. Beberapa lokasi di Bali yang menajdi tempat pementasan tari kecak ialah Pura Uluwatu Bali, Garuda Wisnu Kencana, dan temapt wisata lain di Pulau Dewata Bali.
Fakta dan Keunikan
Dari paparan yang telah diterangkan sebelumnya, tarian ini mempunyai sejarah dan terinsipirasi dari dongeng Ramayana yang terdapat dalam upacara Sanghyang. Tari kecak mempunyai keunikan mulai dari gerakan, pengiring, serta alur cerita yang dimainkan. Selain itu, dari segi kostum serta penataan program juga sangat khas dan penuh nilai seni.
Tari kecak hanya dimainkan oleh penari pria dan sudah menjad ikon kebudayaan Bali. Pada dasarnya tarian ini mempunyai gerakan dasar yang mudah dan sederhana, akan namun karena dimainkan oleh puluhan, bahkan ribuan orang membuatnya menjadi semakin mempesona.
Tarian ini tak cuma dikenal oleh penduduk nusantara, melainkan sudah terkenal diseluruh dunia dan mengangkat nama Indonesia melalui jalur kesenian tari. Bahkan pada 25 Februari 2018, tari kecak sempat menerima Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Tari kecak yang diadakan di Pantai Berawa disertai oleh 5.555 orang penari yang terdiri dari siswa dan siswi Kabputan Badng, Bali.
Perkembangan Tari Kecak
Dalam perkembangannya, tari tempat Bali yang mengisahkan kisah pewayangan Ramayana ini tak cuma menjadi tarian sakral, namun juga menjadi panggung hiburan yang mempesona para turis luar negeri.
Tarian hasil ciptaan Wayan Limbak ini selalu bergairah ditonton oleh hadirin. Masyarakat internasional juga mengenal tari kecak selaku The Monkey Dance karena salah satu tokoh khususnya, ialah Hanuman yang begitu ikonik dan popular.
Comments
Post a Comment