Banjir Bandang – Pengertian, Karakteristik, Pengaruh Banjir


Banjir bandang berlainan dengan banjir kebanyakan atau banjir di Jakarta. Banjir bandang yaitu banjir yang terjadi secara cepat dan menyebabkan kerusakan besar bagi kawasan yang terdampak.





Banjir bandang mampu terjadi akhir kurangnya kawasan resapan air yang disertai curah hujan tinggi, sehingga air permukaan mengalir deras membawa material tanah serta lainnya.






Pengertian Banjir Bandang





Banjir bandang yaitu banjir besar yang terjadi secara tiba-datang, berupa luapan yang menggenangi serta mengalir deras dan menghanyutkan material besar, seperti batu, batang pohon, tanah, dan lainnya. Banjir besar ini mampu terjadi pada kawasan yang mempunyai permukaan rendah dan diguyur hujan terus menerus.





Terjadinya banjir bandang disebabkan oleh penjenuhan air kepada tanah yang berjalan cepat dan tidak dapat diserap kembali. Air yang menggenang akan berkumpul pada kawasan-kawasan dengan permukaan rendah dan mengalir cepat ke daerah yang lebih rendah. Aliran air yang begitu deras tersebut akan menghanyutkan benda-benda sekitarnya dan bersifat menghancurkan.





Jenis banjir ini ialah peristiwa besar dan menimbulkan kerugian yang besar pula. Material yang dibawa oleh banjir bandang akan merusak apapun yang dilewatinya. Selain imbas dari sisi ekonomi, banjir bandang juga mengakibatkan risiko wabah penyakit akhir genangan air.





Karakteristik Banjir





Banjir bandang mempunyai aksara tersendiri daripada banjir biasa, banjir lumpur ataupun banjir rob di daerah pesisir. Berikut ini yaitu ciri-cirinya, adalah:





1. Banjir Datang Cepat





Karakteristik banjir bandang yang pertama adalah terjadi secara tiba-datang. Tanah yang telah jenuh terhadap air akan kehilangan kemampuan untuk menyerap air ke dalam tanah.





Berbeda dengan aksara banjir biasa yang tiba secara perlahan karena air sungai meluap, peristiwa banjir terjadi secara cepat dan disertai volume air yang tiba dalam jumlah banyak.





2. Disebabkan Hujan Lebat





Hujan lebat yang terjadi terus menerus atau dalam waktu yang usang akan berpengaruh pada keadaan tanah di kawasan hulu. Apalagi bila hujan tersebut terjadi di tanah-tanah yang kritis atau botak, maka bahaya pergerakan tanah mirip tanah longsor juga dapat terjadi. Longsoran tanah akan datang serentak dengan debit air yang tinggi sehingga menciptakan banjir bandang.





3. Banjir Bandang Berlangsung Singkat





Durasi terjadinya banjir relatif singkat dan umumnya terjadi seperti air deras dengan membawa material yang dapat merusak apa yang dilewatinya. Meskipun berlangsung cepat, kerusakan yang ditimbulkan jauh lebih besar dibanding banjir biasa.





4. Viskositas Aliran Tinggi





Air banjir bersifat kental atau mempunyai viskositas tinggi alasannya tercampur dengan material lain, seperti lumpur, pohon, dan bebatuan.





5. Tinggi Air Banjir 3 Meter Hingga 6 Meter





Air bah atau air bandang lazimnya meraih ketinggian 3 meter hingga 6 meter, tetapi hanya terjadi secara singkat dengan pengaruh yang sungguh hebat.





6. Membawa Material Lain





Selain volume dan deras air yang menyebabkan kerusakan. Hal yang memperparah pengaruh banjir bandang yakni adanya material mirip lumpur, batu, pohon, batu, dan yang lain yang terbawa arus air banjir.





Material banjir akan menyeret apa saja yang dilaluinya, seperi perabot rumah tangga, kendaraan roda dua, kendaraan beroda empat, merusak kemudahan umum bahkan menyebabkan korban jiwa.





sampah sungai




Penyebab Banjir Bandang





Banjir merupakan petaka yang tidak terjadi tanpa karena. Terdapat aspek-faktor pemicu, baik oleh aspek alam dan faktor insan, antara lain:





1. Hujan Deras





Curah hujan pada wilayah yang keadaan tanahnya jenuh kepada air akan potensial mengakibatkan banjir bandang. Hujan yang terus menerus mengguyur akan menjadikan debit sungai meningkat dan karenanya meluap. Air bah akan menenteng material sungai, mirip watu, pepohonan, tanah dan lumpur yang menimbulkan kerusakan parah.





2. Air di Hulu Terbendung





Hulu sungai yaitu bagian yang posisinya lebih tinggi dari hilir sungai. Adanya sumbatan atau terbendungnya air pada hulu sungai akan menyebabkan luapan air ke kawasan-daerah yang lebih rendah secara tiba-datang.





Jika sumbatan tersebut jebol, maka akan berakibat pada derasnya fatwa yang menuju hilir sehingga mengakibatkan peristiwa air bah.





3. Geometri Aliran Sungai





Kontur permukaan tanah dan contoh fatwa sungai juga menjadi penyebab banjir bandang. Kontur atau topografi yang curam juga dapat memperparah datangnya air.





4. Faktor Sampah





Adanya sampah organik maupun anorganik yang yang mengusik anutan sungai dan kanal air mampu menyebabkan terbendungnya anutan sungai. Keberadaan sampah dapat menyumbat fatwa sungai dan menjadikannya tidak lancar.





Selain itu, sampah yang dibuang ke sungai juga menjadikan sedimentasi dan pendangkalan. Jika hal ini terjadi, maka volume tampung sungai kepada air akan berkurang. Seperti bom waktu, bila kondisi ini dibiarkan dan terjadi curah hujan yang sangat tinggi, maka potensi air bah akan semakin tinggi.





5. Bangunan di Bantaran Sungai





Bantaran kali atau sungai yang berfungsi untuk menampung air luapan kini banyak yang telah beralih fungsi untuk pemukiman warga. Hal tersebut menimbulkan penyempitan sungai dan debit air yang mengalir berkurang.





Bantaran sungai juga memiliki fungsi sebagai daerah resapan air dan zona hijau bagi pemukiman warga. Untuk memperkuat struktur tanah di pinggiran kali, kita mampu mengupayakannya dengan menanam pohon dan melakukan reboisasi berkesinambungan.





6. Hutan Gundul





Pohon memiliki kesanggupan untuk mengikat air dan tanah. Penebangan pohon secara liar akan menetralisir fungsi hutan sebagai pengikat air. Air tanah yang tidak terikat akan mengalir deras menuju daerah dibawahnya lewat sungai dengan menenteng material kayu dari hutan.





7. Tanggul Jebol





Jebolnya tanggul yang memiliki fungsi menertibkan debit, volume dan arus air mampu menimbulkan banjir bandang. Biasanya terjadi di sungai bantaran ruas aluvial akibat pecahnya tanggul pelindung.





Ciri Datangnya Banjir





Meskipun tiba secara tiba-tiba, terdapat beberapa tanda yang dapat dijadikan kewaspadaan dan peringatan akan ancaman banjir besar ini, antara lain:





1. Air Keruh





Secara kasat mata saat air bah akan terjadi, air di sungai akan berkembang menjadi lebih keruh. Keruhnya air disebabkan gabungan lumpur yang terbawa oleh arus sungai.





2. Ranting dan Sampah di Aliran Sungai





Apabila kita mendapati banyak sampah organik mirip dedaunan dan ranting pohon hanyut pada anutan sungai, maka kewaspadaan menghadapi banjir bandang perlu ditingkatkan.





3. Mendung Gelap di Wilayah Hulu





Tanda alam yang mengawali banjir ialah hujan deras di daerah hulu. Kita mampu menyaksikan keadaan langit di sekitar kawasan hulu, bila terlihat mendung gelap maka kemungkinan besar sedang terjadi hujan deras di daerah tersebut. Debit air hujan yang tinggi akan mengembangkan peluang terjadinya banjir bandang.





4. Penurunan Debit Aliran Secara Mendadak





Turunnya debit pemikiran sungai juga mampu menjadi menunjukan akan munculnya banjir bandang. Penurunan jumlah aliran ini diakibatkan oleh sumbatan di daerah sungai. Sumbatan ini dapat berbentuklongsoran tanah, sampah, material dari hutan dan sebagaianya.





Dampak Banjir Bandang





Bencana alam mirip banjir bandang akan menjadikan kerugian di banyak sekali sektor kehidupan, baik sisi material dan non material. Bahkan, banjir bandang mampu menyebabkan korban jiwa dan tentunya hal ini tidak kita kehendaki.





Berikut ialah efek bencana air bah, antara lain:





1. Merusak Fasilitas Umum





Arus air saat banjir memukul sangatlah berpengaruh, sehingga mampu menimbulkan jalan-jalan rusak, jembatan roboh, dan lain sebagainya. Kerusakan akomodasi lazim akan memutus distribusi bantuan atau pasokan logistik sehingga mengakibatkan korban susah dijangkau oleh petugas mitigasi bencana maupun volunteer.





2. Merusak Rumah dan Bangunan





Banjir bandang kadang-kadang menjinjing material seperti batang pohon, lumpur, dan batuan yang ketika melalui area pemukiman akan menimbulkan kerusakan yang parah. Materi berupa alat elektronika, kendaraan beroda empat, motor dan yang lain akan hanyat terbawa derasnya arus.





3. Merusak Jaringan Listrik





Tiang listrik yang tertanam dalam tanah akan mengalami kerusakan alasannya adalah hantaman arus banjir sehingga mengakibatkan fatwa listrik terputus. Terputusnya pemikiran listrik juga akan kuat terhadap jaringan komunikasi. Jalur komunikasi yang terputus akan menambah kesulitan dalam upaya evakuasi dan penyaluran sumbangan ke daerah-daerah yang memerlukan.





4. Wabah Penyakit





Pasca banjir bandang final umumnya akan meninggalkan genangan-genangan air yang menyebabkan pertumbuhan wabah penyakit. Genangan tersebut akan menjadi sarang bakteri dan bakteri. Selain itu, sumur-sumur warga yang terendam air juga tidak lagi patut untuk dikonsumsi.





jembatan putus




Penanganan Banjir Bandang





Pemerintah dan masyarakat berusaha untuk melakukan tindakan persiapan banjir bandang. Tindakan ini dilakukan guna menekan kerusakan dan kerugian dengan cara sebagai berikut:





  • Pengendalian tata ruang, dimana pemukiman warga dibangun diwilayah kondusif dan menyingkir dari wilayah permukaan rendah.
  • Pengaturan debit air dari hulu ke hilir biar arus dan debit air mampu terkontrol.
  • Melakukan reboisasi dan penghijauan.
  • Melakukan kebiasaan mencampakkan sanpah pada tempatnya.
  • Normalisasi tempat aliran sungai dan resapan air.




Selain itu, upaya mitigasi peristiwa juga dapat dijalankan dengan cara sebagai berikut:





  • Mengenalkan serta mengawasi risiko peristiwa
  • Merencanakan partisipasi penanggulangan terhadap bencana
  • Menyuluhkan kesadaran peristiwa pada penduduk
  • Melakukan upaya-upaya fisik, non-fisik, dan mengatur penanggulangan peristiwa
  • Identifikasi dan pengenalan sumber bahaya peristiwa
  • Memantau penggunaan teknologi tinggi
  • Mengawasi pelaksanaan tata ruang serta pengelolaan lingkungan hidup




Mitigasi dijalankan selaku tahap permulaan penanggulangan petaka untuk memperkecil atau meminimalkan pengaruh risiko peristiwa.





Diperlukan pula tanggapancepat ketika tragedi terjadi. Selain itu, diharapkan kesiapan dan tanggap dalam menghadapi tragedi agar memperkecil peluangkorban jiwa. Kemudian pasca tragedi terjadi, perlu upaya pemulihan keadaan penduduk supaya kembali mirip semula.





Banjir Bandang di Indonesia





Dalam sejarah peristiwa banjir di Indonesia, sungai-sungai dibawah ini pernah menyebabkan banjir bandang yang mematikan, yakni:





1. Sungai Cimanuk, Garut, Jawa Barat





Pada selesai September 2016, Garut mengalami banjir bandang yang menewaskan lebih dari 16 orang. Bencana ini cukup parah, umumnya korban meninggal dikarenakan terseret arus yang sangat luas.





Penyebab banjir besar di Garut ialah meluapnya sungai Cimanuk. Sungai ini tidak sanggup lagi memuat air hujan yang turun terus menerus.





Menurut BNPB, sungai Cimanuk memiliki risiko ancaman bencana banjir bandang alasannya adalah bagian hulu telah rusak sejak puluhan tahun lalu.





2. Sungai Bahorok, Langkat, Sumatera Utara





Kawasan Bukit Lawang yang berada di langkat pernah mengalami banjir bandang pada tahun 2003. Sungai Bahorok yang melintasi tengah bukit tersebut meluap dan airnya menerjang daerah sekitarnya.





Penginapan yang banyak bangkit di area tersebut lenyap alasannya adalah tidak berpengaruh menahan arus air. Korban tewas dalam tragedi ini mencapai 129 jiwa dan kemungkinan lebih banyak, alasannya adalah 100 jiwa belum diketemukan.





3. Sungai Batang Sala, Wasior, Papua





Wilayah Papua yang masih populer dengan hutannya yang perawan juga pernah diterjang banjir bandang. Sungai Batang Sala meluap akhir intensitas hujan yang tinggi dibagian hulu ini mengakibatkan bencana yang menewaskan 158 jiwa. Selain itu, dalam bencana ini terdapat 145 jiwa yang dinyatakan hilang.





Bencana ini ialah salah satu banjir terparah di Indonesia. Penyebabnya yaitu rusaknya tempat hutan Wasior akhir penebangan liar sehingga tidak mampu untuk menyerap air.





4. Sungai Denowo dan Kaliputih, Jember, Jawa Timur





Pada tahun 2006 daerah Jember juga mengalami insiden banjir bandang dengan korban berjumlah puluhan jiwa. Hujan yang deras dan lama tersebut menciptakan sungai Denoyo dan Kaliputih meluap.





Penyebabnya yaitu kerusakan hutah dikawasan pegunungan Hyang Argopuro. Hutan yang telah gundul menjadikan resapan air tidak sempurna. Dikabarkan 51 orang hanyut dan meninggal dunia.





Banjir Bandang Terbesar di Dunia





Sejarah mencatat insiden banjir bandang terdahsyat di dunia di beberapa negara. Banjir ini disebabkan oleh banyak sekali faktor, seperti jebolnya bendungan dan aspek cuaca atau topan).





Pada tahun 1975, terjadi banjir bandang di Banqiao, China akibat jebolnya bendungan di kawasan tersebut. Bendungan di Sungai Ru, Provinsi Henan, China jebol dan memuntahkan air dengan kecepatan 50 km per jam ke pemukiman warga. Dalam hitungan menit desa-desa sekitarnya tenggelam dan menimbulkan banyak korban jiwa.





Sebelumnya, pada tahun 1938 China juga pernah mengalami insiden serupa. Ketika terjadi perang antara China dan Jepang, pasukan China diperintahkan untuk meledakkan tanggul sungai Kuning. Kejadian ini menewaskan ratusan ribu warga dan menghancurkan 54 km² lahan pertanian.





Sedangkan banjir bandang akhir badai pernah terjadi di kawasan 1953. Badai siklon ini menjadikan tragedi bagi empat negara sekaligus, yaitu Inggris, Belanda, Skotlandia, dan Belgia.


Comments

Popular posts from this blog

Review Of Cara Membuat Arisan Menurun References

+16 Cara Menghitung Penurunan Konsolidasi 2023

Cara Mengatasi Asam Urat Di Tangan Dengan Mudah